KOTA-Proyek fisik pembangunan Sport Center yang
satu paket dengan stadion sepak bola di Desa Ceguk, Kecamatan Tlanakan,
Kabupaten Pamekasan sudah pernah menghabiskan lebih dari Rp 25 miliar pada
tahun 2013 lalu. Namun, dari dana sebesar itu, tak menunjukkan apa pun. Proyek tersebut
masih terlihat seperti onggokan bangunan mangkrak.
Atas kenyataan tersebut, tokoh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Pamekasan Moh Elman menegaskan, Pemkab Pamekasan yang dipimpin Achmad Syafii
terbilang tidak serius mengurus pembangunan Sport Center.
“Syafii ini sudah nyaris 1,5 tahun memimpin Pamekasan. Tapi pembangunan
Sport Center tidak ada perubahan. Masih mangkrak hingga saat ini,” tekan pria
yang masih tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana STAIN Pamekasan.
Sementara itu, Achmad Syafii seakan santai saja dengan kondisi Sport Center
yang bangunannya hanya menguras uang rakyat miliaran rupiah. Sementara
manfaatnya tidak ada sama sekali.
Syafii malah menyatakan, pada tahun ini pembangunan Sport Center malah akan
kembali digelontori dana miliaran rupiah. Dengan jumlah anggaran yang sama
dengan tahun sebelumnya, sekitar Rp 26 miliar setelah dikurangi anggaran
perencanaan sebesar Rp 2 miliar.
“Namun hingga memasuki triwulan ketiga ini, kelanjutan proyek tersebut kian
tidak jelas,” kritik Elman lantang.
Terpisah, Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Pamekasan Fariduddin mewanti-wanti kepada pengguna anggaran untuk
ekstra hati-hati
dalam menjalankan kelanjutan proyek tersebut. Fariduddin
menilai pada
pembangunan sebelumnya, dana yang dikeluarkan sekitar Rp 25 miliar
tidak menujukkan hasil apa pun dan terkesan penggunaan anggarannya kurang
transparan.
“Jadi untuk pengguna anggaran tahun ini harus lebih efektif dalam pemanfaatannya,
dan harus lebih transparan karena bangunan itu sudah menghabiskan sekitar Rp 25
miliar,” katanya.
Fariduddin mendesak agar pada pelaksanaan proyek Sport Center
jilid kedua
ini penggunaan anggarannya lebih transparan
dan terperinci.
Menurutnya dana
sebesar itu digunakan selayaknya, sehingga hasilnya bisa terwujud.
”Setidaknya
dari dana
yang tersedia digunakan sebaik mungkin
supaya bisa
selesai dan bisa difungsikan,”
imbuhnya.
Pihaknya mengkritik hasil pembangunan Sport Center yang
selama ini dilakukan dengan anggaran yang cukup besar, namun tidak segera
terwujud hasilnya seperti yang direncanakan. Bangunan itu masih
sama sekali belum bisa digunakan untuk kegiatan apa pun, sebab masih belum
berbentuk seperti bangunan stadion.
Dengan masuknya proyek tersebut di Unil Layanan Pengadaan (ULP) Pemkab
Pamekasan, lanjut Faridudin, semua pihak harus ikut mengawasi dengan baik dalam
proses
tendernya. Sehingga, nantinya
pihak
rekanan
yang ditunjuk menjalankan proyek fisiknya dengan benar dan bisa
terwujud sebagai stadion tahun ini.
”Setidaknya
dengan pengerjaan yang lebih efektif bisa mempercepat fungsi bangunan itu untuk
kegiatan yang direncanakan, diharapkan tahun ini harus sudah selesai,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disporarabud Jhon Yulianto mengatakan sampai
saat ini pihaknya masih menunggu hasil perencanaan atau Detail Engenering Design
(DED)
atau perencanaan fisik bangunan. Selanjutnya, baru dilakukan pembangunan
fisiknya dan diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan.
”Sebelum
mulai lelang
fisik,
kami masih menunggu hasil DED-nya. Setelah itu baru diketahui berapa anggaran
yang dibutuhkan untuk pembangunan fisiknya,” ujar Jhon. (Harian
Kabar Madura Edisi 15 Agustus 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar